
Melihat Pengabdian Siswa SMKN 4 Bangli Antara Ketulusan dan Tradisi di 'Anoman Duta'
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Paras lembut I Gusti Ayu Yogi Mahasuari yang memerankan sosok Dewi Sita, muncul di balik langse (tirai) Kalangan Angsoka, Taman Budaya Denpasar.
“Suka aja saya dengan kesenian, gimana ya senang aja,” jawab Ayu yang telah menyelesaikan adegan awal kisah Wayang Wong "Anoman Duta" pada Jumat (28/06/2019) siang.
Tak ada alasan khusus bagi Ayu untuk menyukai kesenian Bali, khususnya kesenian klasik.
Gadis 17 tahun itu pun tampak menikmati setiap pakem gerak kesenian Wayang Wong yang pada pementasan itu, berperan sebagai Dewi Sita.
Kecintaannya akan kesenian klasik tak memiliki alasan, dan itulah sebuah makna ketulusan yang tanpa disadari Ayu.
Sebagai anak muda, Ayu merasa tertantang untuk mendalami setiap pakem kesenian klasik Bali termasuk Wayang Wong.
Setahun yang lalu, SMKN 4 Bangli juga pernah hadir dalam PKB ke-40 dengan jenis kesenian yang sama.
Namun, berdasarkan penuturan I Putu Dedi Puspantara yang menjadi penampil sekaligus pembina bahwa tahun ini Wayang Wong SMKN 4 Bangli hadir dengan kisah yang berbeda.
“Tahun lalu lebih ada inovasi dimana seperti penambahan gending dan bebondresan. Sekarang condongnya ke murni tradisi,” terang Dedi yang turut menjadi punakawan dari pihak Rama dan Laksmana.
Hanoman yang menjadi sentral tokoh dalam kisah ini dimaknai sebagai simbol sebuah pengabdian yang tulus.
Kisah ini pun diakhiri dengan perang sengit antara Hanoman dengan para raksasa.
Peperangan ini terjadi lantaran Hanoman yang melihat Dewi Sita menjadi tawanan Rahwana membuat keisengan dengan merusak Taman Angsoka milik Rahwana.
Ketulusan akan unggul dalam segala hal, dan hal itu dibuktikan oleh Hanoman yang tulus dalam pengabdiannya dengan Rama.
Dengan diperkenalkannya Wayang Wong kepada generasi muda, agar mereka lebih mengenal dan mencintai kesenian yang sudah berumur ini.
Kecintaan dapat dilakukan dengan hal sederhana, yakni dengan menyaksikkan kesenian ini pada ruang-ruang budaya yang tersedia.
Dikutif dari : https://bali.tribunnews.com/2019/06/28/melihat-pengabdian-siswa-smkn-4-bangli-antara-ketulusan-dan-tradisi-di-anoman-duta
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
SMKN 4 Bangli Meriahkan Pentas Seni dan Budaya Kabupaten Bangli 2022
Humasin Desta – SMK Negeri 4 Bangli yang dikenal dengan sebutan DESTA berkolaborasi dengan SMKN 3 Bangli turut berpartisipasi menyemarakkan Pentas Seni dan Budaya Kabupaten
SISWA SMKN 4 BANGLI BERHASIL MEMPROLEH DUA PRESTASI DI TINGKAT KABUPATEN DAN TINGKAT PROVINSI
Menjelang awal bulan Mei 2022, banyak kegiatan lomba yang di ikuti oleh peserta didik SMK Negeri 4 Bangli, hal ini mencerminkan bahwa peserta didik selalu aktif dan percaya diri untuk m
Kreteria Lomba Gelar Seni Budaya dan Job Fair SMKN 4 Bangli Tahun 2022
“Nanduring Karang Awak Wujudkan Pelajar Pancasila". Serangkaian kegiatan perayaan HUT SMK Negeri 4 Bangli yang ke-18 akan dilaksanakan berbagai kegiatan mulai tanggal 17 s/d 25 A
MENGENAL COVID-19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru ditemukan. Virus ini adalah virus baru dan penyakit yang tidak dikenal sebelum terjadinya wabah di Wuh
Program Pedalangan SMKN 4 Bangli Kurang Diminati
BANGLI, NusaBaliPara siswa yang memilih program Keahlian Pedalangan di SMKN 4 Bangli rata-rata sudah memiliki bekal di keluarga atau sudah memiliki darah seni pedalangan dari kakek atau
Pentas SMKN 4 Bangli: Kreasi Selonding, Dari Bali Kuno ke Masa Depan
MENDENGAR gamelan selonding, khayalan bisa melayang ke masa lalu, terutama pada masa berkembangnya kebudayaan Bali Kuno. Apalagi, sejumlah literatur menyebutkan, di masa Bali kuno, game
Buka Bekal Makan Bersama di Teras Kelas, Jumat Megibung di SMKN 4 Bangli
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Pelajar SMKN 4 Bangli berkumpul di depan kelas masing-masing, Jumat (6/9/2019). Tepat pukul 7.30 Wita, mereka mengeluarkan bekal yang dibawa untuk dimakan bers
“Belajar dengan Hati Nurani” (Akh. Muwafik Saleh: 2011)
Bagian 1: Mindset Hadapi Ujian Muqoddimah: “Apakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja (di saat) mereka mengatakan ‘kami beriman’ dan mereka tidak diuji?&r